Perjuangan Pembebasan Irian Barat
Perjuangan Diplomasi
Saat upaya membebaskan wilayah Irian Barat dari cengkeraman Belanda Pemerintah RI pertarna mengambil langkah diplomasi dilakukan secara bilataral baik dengan pemerintah Belanda maupun dengan dunia Internasional. Perundingan (Diplomasi) dengan pemerintah Belanda terjadi pertama kali pada masa kabineg Natsir pada tahun 1950 tetapi gagal, bahkan pada tahun 1952 secara sepihak Belanda memasukkan Irian Barat dalam wilayah kerajaan Belanda. Upaya diplomasi internasional dilakukan oleh kabinet Sastroamijoyo yaitu dengan membawa masalah Irian Barat ke forum PBB, tapi tak membawa hasil. Pada masa kabinet Burhanuddin, Belanda menanggapi bahwa masalah Irian Barat ialah masalah diantara Indonesia - Belanda & mengajukan usul yg berisi mengenai penempatan Irian Barat di bawah Uni Indonesia - Belanda. Disamping membawa masalah Irian Barat ke forum PBB Indonesia dan juga melakukan pendekatan dengan negara-negara Asia Afrika & ini membawa hasil yg positif, diantara lain sebagai berikut :
- Dalam Konferensi Pancanegara II di Bogor lima negara peserta sepakat mendukung Indonesia dalam mengembalikan Irian Barat ke dalam wilayah Indonesia
- Dalam KAA para peserta mengakui bahwa wilayah Irian Barat adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Karena Belanda tak pernah Menunjukkan etikad baik dalam menyelesaikan masalah Irian Barat maka pemerintah RI mengambil langkah-langkah berikut ini :
- Hubungan Indonesia - Belanda diubah dari united status jadi hubungan biasa.
- Pada tanggal 3 Mei 1956 melakukan pembatalan hasil-hasil KMB\Pada tanggal 17 Agustus 1956 membentuk Provinsi Irian Barat yg berkedudukan di Saosiu & menunjuk Sultan Tidore, Zaenal Abidin Syah sebagai gubernurnya.
- Pada tanggal 18 November 1957 diadakan rapat umum penbebasan Irian Barat.
- Pada tanggal 5 Desember 1957 melarang semuanya film yg berbahasa Belanda, kapal terbang Belanda dan juga dilarang mendarat & terbang di wilayah RI.
- Pada tanggal 5 Desember 1958 melakukan penghentian semuanya kegiatan konsuler Belanda di Indonesia.
- Dengan Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1958 dilakukan pengambilalihan modal Belanda di Indonesia.
- Pada tanggal 19 Februari 1958 dibentuk Front Nasional Pembebasan Irian Barat
- Pada tanggal 17 Agustus 1960 memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda
- Menasionalisasi 700 perusahaan milik Belanda di Indonesia
Sementara itu pemerintah Belanda meningkatkan kekuatan militernya dengan mengirimkan Kapal Induk Karel Doorman ke Irian Barat. Situasi semakin memanas & pada sidang majelis umum PBB tahun 1961 kembali dibicarakan masalah Irian Barat pada Indonesia dengan perdiantara PBB. Pemerintah Indonesia menyetujui usul itu dengan syarat waktunya dipercepat. Sedangkan Belanda menyatakan bakal melepaskan Irian Barat untuk dilanjutkan di Dewan Perwakilan PBB kemudian membentuk Negara Papua. Pemerintah berkesimpulan bahwa Belanda tak ingin menyerahkan Irian Barat pada Indonesia, sehingga tak ada jalan lain & harus diselesaikan dengan kekerasan senjata.
Perjuangan Bersenjata
Pada tanggal 19 Desember 1961 Presiden Soekarno daIam pidatonya saat di Jogjakarta menyampaikan suatu komando dalam rangka perjuangan pembebasan Irian Barat yg dikenal dengan Tri Komando Rakyat (Trikora) yg isinya sebagai berikut :
- Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Kolonial Belanda
- Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat tanah air Indonesia
- Bersiap-siap untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan & kesatuan tanah air Indonesia
Realisasi pertama dari Tri Kora ialah pembentukan Komando Operasi yg diberi nama Komando Mandala pembebasan Irian Barat pada tanggal 2 Januari 1962 & Mayjend. Soeharto ditunjuk sebagai komandannya dengan tugas diantara lain sebagai berikut :
- Merencanakan, mempersiapkan & menyelenggarakan Operasi Militer guna mengembalikan wilayah Irian Barat ke dalam kesatuan RI. Operasi militer itu dinamemakan Operasi Jaya Wijaya.
- Eksploitasi, dimulai awal tahun 1963 dengan mengadakan serangan terbuka guna menguasai pos-pos musuh yg penting.
- Konsolidasi, dilakukan pada tahun 1964 dengan mendudukkan kekuasaan RI secara mutlak di Iran Barat.
- Dalam tahapan infiltrasi dilakukan serangan operasi pendaratan di Irian Barat balk melalui laut maupun penerjunan udara yaitu, operasi banteng dengan sasaran wilayah Fak-fak & Kaimana, Operasi Srigala di sekitar Sorong & Teminabuan, Operasi Naga di daerah Merauke, & Operasi Jatayu diarahkan ke daerah Sorong, Kalimantan, & Merauke. Operasi infiltrasi pasgka RI & pare gerilyawan Trikora di antaranya diambil dari kalangan mahasiswa. Ontuk merebut kembali Irian Barat dari tangan Belanda, memang telah dibentuk kesatuankesatuan sukarelawan di kantor-kantor, sekolah, organisasi mesa & lain sebagainya. Sebagian dari sukarelawan ini bersama-same dengan ABRI turLit serta dalam operasi infiltrasi. Pada tanggal 15 Januari 1962 terjadi pertempuran di laut Arafuru diantara angkatan laut RI melawan kapal perusak & Frega' Belanda. Dalam pertempuran itu Komando Yos Sudarso & Kapten Wiranto gugur. Mereka turut tenggelam bersama kapal RI Macan Tutul. Sejak itu, operasi pembebasan Irian Barat semakin ditingkatkan. Tetapi sebelum Operasi Jaya Wijaya dilaksanakan, datang perintah dari Presiden untuk menghentikan tembak-menembak pada tanggal 18 Maret 1962, karma pada tanggal 19 Agustus 1962 telah tercapai persetujuan diantara Indonesia dengan Belanda mengenai Irian Barat di markas besar PBB di kota New York dengan pokok-pokok kesepakatan, diantara lain sebagai berikut:
- Akan dibentuk Pemerintah PBB Irian Barat dengan nama UNTEA (United Nations Temporaty Executive Authority) selambatnya 1 Oktober 1962 tiba di Irian Barat.
- UNTEA memakai tenaga Indonesia
- Pasukan RI yg berada di Irian Barat tetap berada di sana, di wilayah Komando PBB
- Tentara Belanda secara berangsur-angsur dikembalikan
- Antara Irian Barat & daerah Indonesia lainnya berlaku lalu lintas bebas
- Pada tgl 31 Desember 1962 bendera RI berkibar di samping bendera PBB
- Paling lambat 1 Mei 1963 Rl secara resmi menerima pemerintahan Irian Barat
- RI berkewajiban melakukan Pepera (Penentuan Pendapatan Rakyat)
Penyerahan kekuasaan Irian Barat dari PBB kepadda pemerintah Indonesia dilaksanakan pada tgl 1 Mei 1963 di Kota Baru. Dan pada hari yg sama, di Makasar (Ujung Pandang) dilakukan upacara pembubaran Komando Mandala.
Pepera (Penentuan Pendapatan Rakyat)
Pepera adalah salah satu ketentuan persetujua- 1962 mengenai penyerahan kekuasaan pemerintahan atas Irian Barat oleh Belanda pada Indonesia. Pepera diselenggarakan melalui tiga tahap, diantara lain sebagai berikut :
- Tahap pertama, dimulai padatgl 24 Maret 1969, yaitu mengadakan konsultasi denga Dewan Kabupaten di Jayapura mengenai tata Cara penyelenggaraan Pepera
- Tahap kedua, berupa pemilihan anggota dewan musyawarah Pepera yg berakhir pada bulan Juni 1969.
- Tahap ketiga, ialah pelaksanaan Pepera pada tgl 4 Juli 1969 yg berakhir pada tgl Agustus 1969.
Baca juga Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia
Pelaksanaan pepera disaksikan oleh utusan sekretaris Jenderal Duta Besar Ortis Zans melalui pepera ternyata rakyat Irian Barat secara bulat tetap menyatakan bagian dari negara RI. Hasil pepera di bawa oleh Duta Besar Orti Zans untuk dilaporkan Umum PBB, untukl mengenang perjuangan merebut Irian Barat pada tgl 21 Desember 1995 Presiden Soeharto meresmikan Monumen Mandala di Makassar. Itulah artikel mengenai Sejarah Perjuangan Pembebasan Irian Barat. Terima kasih telah membaca.
Monday, March 14, 2016
Pendidikan
Pengetahuan
Sejarah
0 Response to Sejarah Perjuangan Pembebasan Irian Barat
Post a Comment